Assallamuallaikum wr wb
Sudah lama rasanya tangan ini ingin mulai kembali menorehkan
beberapa kata sebagai perwakilan dari indahnya berbagi pengalaman.
Alhamdulillah, saya coba berbagi salah satu cerita kehidupan keseharian yang
mungkin sedikit banyak dilalui juga oleh banyak keluarga yang lain. Keluarga
kami adalah keluarga kecil yang masih mencoba merintis hidup dengan banyak
belajar dari pengalaman dan pelajaran-pelajaran yang di diberikan oleh Allah
SWT. Tahun ini tidak henti-hentinya kami diberikan hadiah oleh Rabb dengan
bertambahnya amanah untuk kami , ya ... benar”
genap ada dua amanah untuk kami . Anak pertama, kami berikan nama Aisyah
beauty saputro dan anak kedua kami berikan nama shoviyah shine saputro.
Subhanallah Lahirnya putri kedua kami memberikan
pembelajaran baru bagi kami. Dua putri cantik kami membuat kehidupan lebih
lengkap sekaligus tantangan yang lebih rumit. Dengan kelahiran Si bontot Shoviyah membuat Aisyah mempunyai kecemburuan
berlebih, maka sikap putri pertama kami pun sedikit banyak berubah, mulai dari
bertambah usil, bertambah manja dan berlebihan dalam meminta perhatian ... bahkan
terkadang melakukan kontak fisik dengan adiknya karena merasa tersaingi. Ada
kalanya Aisyah menggunakan perlakuan yang kasar dengan cara mencubit,
menggigit bahkan menarik baju adiknya.
Rangkuman cerita diatas terjadi dalam keseharian kami dan
membuat simpati kami sebagai orang tua sedikit berkurang, kami lebih agresif
memberikan sebuah larangan dengan nada keras untuk kakak. Tidak luput Uminya
terkadang harus mencubit kecil tangannya sebagai balasan cubitan Aisyah kepada
adiknya “Dimaksudkan anak itu tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah menyakiti
orang lain”, walaupun terkadang saya kurang sependapat karena dibutuhkan banyak
kesabaran dalam membimbing anak , apalagi anak pertama kami baru berumur 2,5
tahun, sedangkan anak pertama kami masih bayi dengan umur 3bulan.
Dan sesungguhnya semua doa akan yang diijabah oleh Allah SWT,
banyak hikmah yang kami petik bahkan dari doa-doa yang dikabulkan oleh Allah
SWT. Dari cerita keseharian anak-anak kami ada salah satu hikmah yang bisa kami
bagikan untuk pembaca, hikmah dari doa ... ya dari doa yang terkabul oleh Allah
SWT. Kami akan mencoba bagi pengalaman kami , cerita saya lanjutkan dari simpati
kami untuk Aisyah sedikit berkurang dengan bentuk larangan dengan nada keras
atau terkadang ada perlakuan untuk mencubit atau menjewernya. Sebenarnya semua
ini membuat anak tersebut merasa semakin disisihkan atau tersaingi dengan
kehadiran adiknya. Saat ini kakak Aisyah selalu tidur dengan abinya dengan
posisi kamar yang ada di belakang dan
uminya dengan adiknya dikamar depan “maksud hati kami agar kakak tidak terlalu
menjahili adiknya”, karena kakak ini sering usil dan terkadang tidurnya pun
larut malam. Sering kali saya berikan nada ancaman “Kalau kakak tidak tidur, abi
tinggal tidur biar digigit tikus”. Maha besar Allah SWT dengan maha
pemurahnya, yaitu tidak ditolaknya doa
orang tua, seperti dalam hadist berikut :
ثَلاَثُ
دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ
الْمُسَافِرِ
“Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang
berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)
Dari kutipan hadist diatas, kali ini pelajaran dari Allah SWT diberikan
dalam bentuk berbeda, Beberapa malam yang lalu sebelum saya menulis ini, kakak
Aisyah seperti biasanya mulai usil dengan tidur larut malam, ancaman kembali
saya lontarkan. Saya pun tertidur dan mungkin 30 menit sampai 1 jam kemudian
anak itu ikut tertidur. Menjelang sahur pukul 02.30 anak ini terbangun, dan
merintih gatal “Abi gatal bi gatal”, saya lantas terbangun dan melihatnya,
karena kondiri lampu kamar saya matikan. Saya hanya melihatnya dalam keadaan
remang-remang, mencoba saya pegang dadanya dan celananya basah. Saya berfikir
bahwa itu keringat, saya mencoba menghidupkan lampu kamar, lampu kamarpun hidup
kamar menjadi terang akan tetapi begitu kaget dan bingungnya saya, saat melihat
baju kakak, tangan, celananya bahkan sprei tercecer darah ... darahnya pun
terlihat banyak. Karena masih dalam keadaan bingung dan kaget sayapun tidak
berani memegang kembali, segera saya bangunkan Istri saya (Uminya) untuk
melihat ada apa dengan anak itu.
Barokah dari Allah SWT saya diberikan istri
dengan tipikal dingin menghadapi masalah, dengan sabar dilihat dan coba diperiksa.
Rupanya kakak Aisyah jari kecilnya digigit tikus dan kebetulan bagian pembuluh
darah. Segera saya ambilkan kotak obat dan segera juga dirawat dan dibersihkan
oleh uminya. Tidak begitu lama menetes air mata saya, melihat anak yang penuh
darah tanpa mengeluhkan sakitnya, bahkan waktu bangun kakak bisa langsung mulai
bercanda. Maha suci Allah SWT dengan segala keputusannya, pelajaran berharga berhikmah.
Bijaklah berdoa untuk anakmu walaupun hanya untuk sesuatu yang kecil baik saat
marah maupun tidak, karena tidak
tertolaknya doa orang tua. Pelajaran ini
membuat saya sangat bersyukur karena diijabahnya doa kami membuat koreksi buat
kami dalam berdoa dan bertutur kata. Pelajaran ini adalah nikmat dari Allah SWT,
mungkin apabila doa saya waktu marah saya berikan dalam bentuk doa kebaikan
maka Allah SWT pun akan memberikannya. Peringatan bagi kami pada khususnya bahwa
ber tutur kata lah dengan baik dan perbanyak lah doa untuk kebaikan. Syukurilah semua keputusan Allah SWT,
walaupun anak kami terluka’ syukur tetap terlimpah ... luka kecil diberikan Allah
SWT sebagai nikmat pengingat , agar kami lebih berhati-hati dalam berdoa dan
membimbing lisan kami dalam mengasuh anak-anak kami.
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban
“Nikmat
Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan”
Tidak ada nikmat yang tidak patut diyukuri walaupun dalam bentuk pelajaran
ataupun peringatan. Semua kebaikan datangnya dari Allah SWT , dan segela
kekurangan datangnya dari penulis. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata kurang
tepat dalam usaha mencoba berbagi pengalaman untuk kebaikan.
Wassallamuallaikum wr wb
No comments:
Post a Comment