Jemarinya tegap menghampiri beribu kata
tertuju akan satu tatapan pada apa yang diungkapnya
dia tertawa kecil, apakah benar balasku?
sejenak lalu kutengok sekelilingku…””’
ah masa bodoh tiada yang melihatku
Aku harapkan satu sentuhan lawanku..tiap cibiran jariku menukik ditiap tindaknya
oh selesai sudah….
kapan hari akan kuteruskan dan itu pasti
Dia kembali tersenyum simpul…”"apa sich ini”"
Mencoba di cernanya tiap alunan
huruf yang terlihat, sayatan syair yang bermunculan, taburan ceria yang belum bisa di jinakkanya
Wednesday, June 8, 2011
Irama Jari
Label:
puisi,
puisi jatuh cinta,
Puisi Lebai,
puisi patah hati,
syair
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment