Kini hatiku tertusuk lagi,..masa ini sekarat karena sakit teramat..
Tega nian mawar itu menelan getahnya sendiri tanpa hiraukan pemetik hina sepertiku.
Coba terus aku untuk kepuasanmu,
karena darahku yang terpecik didurimu tak’kan mengubah mekarmu…
Karmakah aku??akan apa..?? salah apa??
Biadab, kata sang serangga mengumpat’nya..
Biarlah kusapu daun’mu dari tamanku dan tak ingin kulihat lagi wangimu diesokku…
Setelah engkau menggores kulitku, yang kan bernanah dilain
harinya…
Wednesday, June 8, 2011
Umpatan Serangga
Label:
puisi,
puisi jatuh cinta,
Puisi Lebai,
puisi patah hati,
syair
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment